Rabu, 22 Maret 2017

Sejarah Desa Gedeg

Desa Gedeg  sudah ada pada zaman Pangeran Diponegoro, di katakan pada zaman Pangeran Diponegoro, karena ada 2 makam prajurit Pangeran Diponegoro yang di makam kan di sana.
Saat anda masuk di wiyalah desa ini, anda akan merasakan aura mistis dari masa lalu. Desa yang sangat tentram ini banyak mempunyai sejarah, contohnya seperti Masjid Besar Baiturrahman  Gedeg, Sebuah Makam tua, 2 Sumur tua, sebuah 2 jembatan yang di bangun oleh tentara Belanda, dan ada banyak ulama’ serta kyai kyai besar yang ada di desa ini walau pun sudah meninggal dunia. Desa Gedeg adalah desa yang tentram dan damai serta banyak tanah yang subur dan cocok untuk tanaman


 
Berikut ini cerita singkat tentang sejarah Desa Gedeg.


1.Mbah Lawang
          Mbah lawang adalah orang yang membabat tanah desa gedeg. Dulu desa Gedeg adalah sebuah hutan pohon bambu. Setelah Mbah Lawang muncul, pohon bambu yang amat banyak itu di babat dan di ubah menjadi sebuah desa. Beliau mempunyai peliharaan sebuah anak sapi atau dalam bahasa jawa adalah Pedet. Pedet ini akan muncul di dapur rumah orang pada zaman dahulu saat orang tersebut mengadakan hajatan, jika orang tersebut tau, segera orang tersebut akan langsung memberi makan dan sapi tersebut akan segera pergi dari dapur. Hal ini untuk mengingatkan akan orang yang sudah membuat desa.



2.Mbah Raden Wasengsari
            Beliau adalah seorang Wali yang menyebarkan Agama Islam di daerah setempat. Beliau masih termasuk dari keturunan Majapahit, beliau adalah orang yang membangun Masjid Besar Baiturrahman Gedeg yang sampai sekarang masih ramai dikunjungi oleh banyak orang untuk ibadah. Beliau berguru kepada Salah satu murid dari Sunan Kalijaga yaitu Sunan Geseng. Beliau mendapatkan banyak sekali ilmu saat berguru kepada Sunan Geseng. Mbah Raden Wasengsari mempunyai banyak keturunan, yang sampai sekarang masih ada di desa Gedeg. Mbah Raden Wasengsari meninggal pada masa pejajahan VOC, yang sekarang makamnya berada di sebuah Makam tua di desa Gedeg, yang berada di belakang Masjid Besar Baiturrahman Gedeg atau di depan pengimaman Masjid Besar Baiturrahman Gedeg.


 3.Makam Tua Desa Gedeg
          Di Makam tua ini banyak sekali ulama’ serta kyai kyai besar yang di makamkan disi, seperti Mbah  Raden Wasengsari, Mbah Ahmad Nawawi, Yai Basir, Yai Mansyur, dan masih banyak lagi makam orang orang mulia yang di makamkan di dalam makam desa Gedeg yang sudah tua ini. Makam ini pernah di ziarahi oleh rombongan peziarah dari luar kota. Orang yang menjaga makam ini cuma sedikit, walau pun cuma sedikit makam ini akan menjadi sejarah terbesar di wilaya desa Gedeg dan sekitarnya.



4.Sumur Tua
          Saat membangu masjid, beliau Mbah Raden Wasengsari tidak lupa untuk membangun sebuah sumur di sebelah kanan dan kiri masjid. Konon katanya sumur yang ada di sebelah kanan mempunyai keajaiban bisa menyembuhkan segala penyakit, bisa dibuktikan pada suatu hari ada orang yang terkena sebuah penyakit yang tidak bisa di sembuhkan oleh dokter dan tidak bisa di obati oleh obat obatan yang lainnya,tetapi untung saudaranya yang berada di desa Gedeg tahu bahwa ada sebuah sumur mempunyai sebuah keajaiban menyembuhkan segala penyakit, lalu saudara itu mengambilkan air dari sumur itu dan di berikan kepada saudaranya yang terkena penyakit tersebut, setelah beberapa hari penyakitnya hilang entah kemana, alias sembuh total. Itulah sebuah keajaiban dari sumur yang berada di sebelah kanan Masjid, berbeda dengan sumur yang berada di sebelah kiri Masjid. Sumur yang berada di sebelah kiri masjid konon katanya di huni oleh beberapa mahkluk mahkluk yang tak kasat mata.



5.Masjid Baiturrahman Gedeg
                Masjid besar Baiturrahman Gedeg sudah ada pada masa penjajahan VOC, masjid ini adalah masjid tertua di area kecamatan Gedeg dan sekitarnya. Masjid ini sangat ramai di kunjungi orang untuk beribada, banyak orang Jahula yang datang kesini. Di kanan masjid ada terdapat sebuah candi, tapi entah mengapa candi tesebut di bongkar dan sekarang di jadi kan kantor masjid Baiturrahman Gedeg. Masjid ini sangat ramai di kunjungi banyak orang peda saat ada acara besar - besaran. Semoga masjid ini bisa terkenal di daerah Mojokerto dan sekitarnya.

Walaupun tempat ini sepi akan para peziarah, tetapi pemuda generasi yang ada di desa Gedeg tidak akan putus asa untuk membuat tempat itu ramai akan banyak para peziarah. Begitulah cerita singkat dari Sejarah Desa Gedeg. Jika ada kurang lebihnya saya minta maaf yang sebesar besarnya. Terima Kasih.

3 komentar:

  1. As reported by Stanford Medical, It is really the ONLY reason women in this country live 10 years longer and weigh an average of 42 pounds less than us.

    (And by the way, it is not related to genetics or some hard exercise and absolutely EVERYTHING about "HOW" they eat.)

    P.S, I said "HOW", not "WHAT"...

    Click on this link to find out if this brief questionnaire can help you unlock your true weight loss possibility

    BalasHapus
  2. Terima kasih sudah menulis cerita singkat tentang Desa Gedeg

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah...🤲🤲itu kampung kelahiran saya🙏🙏

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

BTemplates.com